FORM PEMESANAN KTI

FORM PEMESANAN KTI
FORM PEMESANAN KARYA TULIS ILMIAH :: melalui sms/WA ketik: infoHARGA Skripsi: email#Jurusan#Kampus/Kota#noHp# send +62 858 68 522 112

Minggu, 19 Mei 2002

Fenomena Jasa Pembuatan Skripsi Skripsi = Karya Ilmiah Mahasiswa?

Skripsi atau tugas akhir kiranya merupakan sebuah pembuktian secara akademis seorang mahasiswa yang nantinya akan diujikan dan menjadi syarat kelulusan seorang mahasiswa. Tapi, apa jadinya jika skripsi atau tugas akhir tersebut tidak dikerjakan sendiri oleh mahasiswa, tapi hasil “ndandake” di rental atau jasa pengetikan? 

Skripsi atau tugas akhir yang seharusnya mampu menjadi bentuk pertanggungjawaban intelektual para calon sarjana, calon generasi penerus bangsa dan para calon pemimpin bangsa ternyata saat ini tak lagi murni hasil pemikiran pribadi, tapi wujud “kebohongan” demi mendapatkan gelar tanpa harus pusing-pusing berfikir. Ironisnya, hal ini sudah dirasa tidak tabu lagi oleh mahasiswa. Bahkan, saat ini rental-rental dan jasa pengetikan ini dengan bebas memajang papan nama dengan tulisan Spesialis Pembuatan Skripsi, Tesis, Tugas Akhir, dan Paper.

“Bisa dikatakan, saat ini hampir 50 persen mahasiswa memasrahkan skripsinya pada jasa pembuatan skripsi, seperti di tempat saya ini. Mulai dari hanya olah data bahkan sampai keseluruhan skripsi. Itu semua tergantung mahasiswanya, kami hanya membantu saja,” ungkap Yulia Ayu saat ditemu Joglosemar di tempat usahanya, kemarin.

Menurut Yulia, tarif yang ia patok untuk pengerjaan skripsi bervariasi, semua tergantung dari tingkat kesulitan mencari dan mengolah data serta menuliskannya dalam naskah. “Harganya antara Rp 4,5 juta - 8 juta, semua tergantung dari skripsinya. Kalau gampang, tentunya tarifnya akan murah. Tapi, kalau sulit, ya tarifnya akan mahal,” ujarnya. 

Sementara itu, seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi dari sebuah kampus terkemuka di Solo, Yanti, yang ditemui saat sedang berkonsultasi dengan pegawai jasa pembuatan skripsi, mengungkapkan alasannya memilih membuat skripsi di jasa pembuatan skripsi dan berkonsultasi dengan pegawainya. Menurutnya, konsultasi dengan pegawai jasa pembuatan skripsi lebih nyaman dibanding konsultasi dengan dosen pembimbingnya.

“Kalau dengan dosen pembimbing nggak enak, selain nggak mendapat informasi yang jelas saat bimbingan, sering disalah-salahin, tapi ngak pernah ngasih solusi. Belum lagi, dosen pembimbing kadang juga nggak pernah ngasih pengarahan tentang pengerjaan skripsi dan juga kerap nggak ada di kantornya, susah nyarinya, jadi aku milih ke tempat jasa pembuatan skripsi aja,” paparnya. 

Terpisah, Pembantu Dekan I Fakultas Sastra Dan Seni Rupa ( FSSR) Universitas Sebelas Maret (UNS), Prof Bani Sudardi menegaskan, tindakan mahasiswa yang memutuskan untuk tidak mengerjakan skripsi secara mandiri namun menyerahkan pengerjaan skripsinya pada jasa pembuatan skripsi akan merugikan mahasiswa. 

“Dosen itu pasti tahu mana skripsi hasil karya sendiri dan mana yang dikerjakan oleh jasa penulisan skripsi. Tindakan mengerjakan skripsi lewat jasa pembuatan skripsi jelas tidak bisa dibenarkan dan tidak akademis. Yang pasti, itu curang dan tidak akan membawa dampak baik bagi mahasiswa,” katanya.

Bani menambahkan, tindakan mahasiswa yang memilih mengerjakan skripsi melalui jasa pembuatan skripsi sebenarnya dapat diminimalisir dengan menerapkan sistem ketat pada semua mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Pada akhirnya semua kembali pada sistem penjaminan mutu akademik masing-masing perguruan tinggi. Jika penjaminan mutu akademik suatu perguruan tinggi itu baik, maka hal-hal kecurangan seperti ini dapat dicegah dan diminimalisir,” katanya. 

Sungguh ironis dan memprihatinkan. Bagaimana bangsa ini akan maju jika para sarjana dan doktor tersebut skripsi atau tesisnya merupakan hasil “ndandake” di rental pengetikan skripsi. Jadi, mau “ndandake” atau karya sendiri, semua tergantung mental mahasiswa.
contoh cara pandang negatif